Sangat luar biasa. Buku “Harry Potter” seri ketujuh yang baru diterbitkan berjudul Harry Potter and the Deathly Hallaws di London hanya dalam hitungan sehari semalam alias 24 jam laku terjual lebih dari 3 juta buku. Berarti kalau dihitung dalam hitungan menit, setiap menitnya terjual lebih dari 2000 buku. Berapa per detiknya? Hitung sendirilah.
Penulis Harry Potter adalah seorang wanita Inggris bernama Joanne Kathleen Rowling. Kabarnya sejak kecil ia memang bercita-cita menjadi seorang penulis. Sebelum menjadi penulis ia kuliah di jurusan Sastra Prancis di Universitas Exeter, lalu setelah itu ia sempat menjadi sekretaris.
Ide penulisan Harry Potter itu sendiri lahir saat Rowling naik kereta dari Manchester ke London. Buku pertamanya yang berjudul “Harry Potter and the Philosopher’s Stone” diterbitkan tahun 1997 oleh penerbit Inggris Bloomsbury Press. Di Indonesia buku pertama Rowling tersebut diterbitkan dalam bahasa Indonesia oleh penerbit Gramedia dengan judul Harry Potter dan Batu Bertuah. Sambutan masyarakat terhadap buku Harry Potter yang pertama sungguh sangat luar biasa. Buku tersebut sangat sukses di seluruh dunia.
Sukses Harry Potter sebetulnya tidak hanya dialami oleh buku pertama dan dan ketujuh saja. Setiap buku Harry Potter diterbitkan selalu mendapat sambutan yang sangat luar biasa dari masyarakat dunia, termasuk masyarakat Indonesia terutama anak-anak dan remaja. Sehingga tampaknya sukses Harry Potter sudah menjadi sebuah legenda dalam dunia perbukuan, demikian beberapa komentar yang sering muncul.
Bagaimana tidak, setiap buku tersebut diterbitkan penjualannya selalu menunjukan angka yang sangat fantantis. Buku yang kelima, di Indonesia diterbitkan dengan judul Harry Potter dan Orde Phoenix mendapat gelar “the fastest selling book in history” dari BBC dimana pada saat peluncurannya Buku itu terjual 220 kopi per menit dalam 24 jam pertama. Memang tidak sefantastis seri ketujuh yang sekarang ini, tapi untuk ukuran saat itu sangat luar biasa.
Sukses Harry Potter ternyata tidak hanya dalam penjualan bukunya saja. Dalam sebaran wilayah penjualannya pun sangat luar biasa. Sebelum Harry Potter yang ketujuh ini diterbitkan lebih dari 260 juta kopi bukunya telah diterjemahkan ke dalam 62 bahasa, termasuk bahasa Indonesia dan terjual di lebih dari 200 negara di dunia.
Lantas apa sih yang membuat kisah penyihir remaja yang bernama Harry Potter ini begitu digandrungi dan telah mempesona jutaan orang di dunia, bahkan rela antre berjam-jam untuk mendapatkannya. Untuk kisah yang ketujuh mungkin ada kaitannya dengan rencana Rowling untuk mengakhiri kisah Harry Potter ini sampai pada usia Harry Potter 17 tahun, ketika ia lulus dari Sekolah Sihir Hogwarts, katanya itu berarti sampai pada buku yang ketujuh.
Namun demikian secara keseluruhan Kisah Harry Potter memang penuh fantasi dan dikisahkan dengan tuturan yang sangat lancar dan menarik. Dunia remaja dikulik habis dalam latar dunia sihir yang sangat imajinatif, membuat semua orang selalu menjadi penasaran. Tidak percaya silahkan baca sendiri pasti menjadi ketagihan.
Bagaimana di Banten?
Mengenai penjualannya di toko-toko buku, kita belum mendapatkan gambaran yang jelas. Persoalannya toko buku di Banten sangat terbatas, toko buku yang cukup besar hanya ada di Karawaci Tangerang. Ada juga di Cilegon dan Serang tapi tidak begitu besar. Hanya saja kalau melihat kecenderungan minat masyarakat, khususnya para remaja yang datang ke Perpustakaan Daerah Provinsi Banten, salah satu buku yang digemari adalah buku Harry Potter. Setiap buku Harry Potter diterbitkan banyak anak-anak remaja yang menanyakan keberadaan buku tersebut, termasuk buku Harry Potter yang terbit terakhir, sudah ada pengunjung yang menanyakannya.
Harapan kita mudah-mudahan sukses Harry Potter yang ditandai besarnya minat masyarakat dunia terhadap buku tersebut serta besarnya pemberitaan mengenai sukses tersebut memberikan dampak terhadap minat baca masyarakat kita. Paling tidak bisa menumbuhkan rasa kepenasaranan untuk membaca buku tersebut sehingga dengan demikian sedikit demi sedikit akan menumbuhkan minat dan kebiasaan membaca pada masyarakat, khususnya anak-anak dan para remaja. (radarbanten.com, Ags 2007)
No comments:
Post a Comment