Sunday, February 27, 2011

Agar Tulisan Menarik Minat Banyak Orang

Masih ingatkah Anda pada buku berjilid tebal (hard cover) yang di pajang di toko buku, ketika Anda membaca judulnya saja ternyata sangat menarik buat Anda.

Anda sudah membayangkan isi buku itu akan sangat membantu Anda padahal membaca isinya saja, belum pernah. Anda sepertinya sudah dapat membayangkan apa yang akan Anda peroleh jika membaca buku itu.

Bayangkan Anda saat ini begitu mengebu ingin bisa menulis sebuah buku. Anda lalu bertanya bagaimana supaya tulisan Anda menarik minat baca banyak orang.

Mengenai hal ini Anda akan melihat petunjuk yang saya pikir bermanfaat juga buat saya. Saya dapatkan pelajaran ini dari Nukman Lutfi - nukmanluthfie.com, sebagai berikut.

Asal sudah memenuhi rumus 5W+1H, sebuah tulisan memang telah memenuhi syarat sebagai tulisan yang memenuhi kelengkapan informasi. Ibarat membangun rumah, kita sudah bisa melihatnya sebagai rumah yang layak: memiliki fondasi, tiang, dinding yang membentuk ruangan-ruangan, atap, pintu dan jendela.

Ketika kita menulis, sudah hampir pasti tujuannya ingin dibaca orang lain sebanyak mungkin. Jarang sekali orang nulis kemudian disimpan sendiri dan suatu saat dibakar. Agar orang lain mau membaca, tulisan tersebut haruslah menarik minat mereka.

Untuk menjadikan sebuah tulisan menarik minta banyak orang yang menjadi target kita, perlu tambahan faktor lagi. Yakni magnitude — yang terjemahan bebasnya: daya tarik bagi banyak orang. Tulisan yang memenuhi 5W+1H saja tak akan mampu menarik banyak orang membaca. Mungkin melihat judulnya saja sudah langsung ia lewatkan.

Magnitude biasanya telah tersedia karena ada kejadian. Bagi kalangan perbankan, politisi, dan pebisnis, Boediono menjadi magnitude karena sang Menko Perekonomia itu satu-satunya calon Gubernur Bank Indonsia saat ini.

Mayangsari, di sisi lain, menjadi magnitude bagi para penggemar gosip. Geger pelengseran Muhaimin Iskandar, tak pelak lagi merupakan magnitude bagi warga Partai Kebangkitan Bangsa, kalangan Nahdiyin, serta petaruh.

Roy Suryo, sebagai contoh lain, sedang menjadi magnitude bagi pengeblog karena ia semena-mena menuduh pengeblog ada di belakang penyusupan situs Golkar dan Depkominfo. Contoh magnitude lain sangat banyak.

Meski demikian, sumber magnitude bukan hanya kejadian/peristiwa yang memang tak terelakkan. Magnitude juga bisa kita ciptakan, asal kita bisa memahami sumber-sumber magnitude. Hampir semua orang misalnya, pingin kaya (kalau Anda ndak pingin kaya, mungkin perlu konsultasi sama psikolog).

Dan sebagian (kalau tidak bisa dibilang sebagian besar) orang miskin pingin kaya secara cepat, mendadak. Itu sebabnya SMS berhadiah laku kayak kacang goreng dan menyedot pulsa miliaran rupiah setiap hari dari orang miskin.

Janji-janji kaya mendadak yang bertebaran di Internet juga mampu menjaring banyak pengguna Internet yang ingin meraup dolar dalam sekejap. Maka, di balik fenomena itu ada sebuah magnitude cepat kaya.

Cara-cara cepat kaya merupakan tulisan yang amat digemari banyak orang. Nah, gali magnitude-magnitude yang terpendam dalam banyak orang, jadikanlah sebuah tulisan, maka akan banyak yang tertarik membacanya.

Pemahaman terhadap magnitude ini sangat penting ketika kita ingin tulisan kita dibaca, ditanggapi, disimpan oleh pembaca, dan melekat di hati mereka.

Tulisan kita akan menarik keinginan orang membaca adalah ketika apa yang kita tulis pas dengan apa yang ingin dibaca mereka. Dalam sebuah milis yang didominasi banyak pencari kerja, tulisan tentang lowongan kerja dan ngudi karir akan mereka tunggu dengan rasa lapar.

Membuat tulisan yang memiliki magnitude besar dalam komunitas yang seragam relatif lebih mudah. Tidak mengherankan jika milis berbasis minat, seperti marketing club, manajemen, keluarga serta milis khusus lainnya sangat aktif. Sebagian besar anggotanya dengan mudah melontarkan ide/tulisan/komentar menarik. Sebaliknya, mencari magnitude tulisan untuk komunitas gado-gado relatif lebih sulit.

Memang butuh seni dan pengalaman khusus untuk memahami magnitude di setiap target pembaca.

Jadi, kini rumus tulisan yang baik menjadi: 5W+1H+1M.

Cukupkah? Bisa saja dianggap cukup. Tapi kalau mau enak dibaca masih ada lagi yang syarat diperlukan. Yakni struktur tulisan.

No comments:

Post a Comment