Penerbit rupanya tidak lagi menjadi momok. Prosesnya yang berbelit-belit ataupun resiko ditolak oleh penerbit pun sekarang bukan lagi menjadi kendala bagi para penulis terutama mereka yang baru bergulat dengan dunia ini.
Berawal dari penolakan oleh sebuah penerbit, AULIA HALIMATUSSADIAH atau biasa dipanggil OLLIE bersama OKA PRATAMA, ANGELINA ANTHONY dan BRILIAN YOTENEGA menggagas sebuah situs online self publishing yaitu nulisbuku.com. Situs ini merupakan wadah untuk menerbitkan buku secara online. Peminat buku bisa langsung melihat, memilih sekaligus membeli buku yang sesuai dengan selera mereka.
Meski sudah membuat 17 buah buku yang diterbitkan, namun OLLIE merasa kecewa ketika bukunya yang berjudul Inspiration.com ditolak oleh penerbit yang biasa menerbitkan buku-bukunya. Padahal, menurut OLLIE, buku yang ditolak itu bermanfaat dan menginspirasi. Tapi, penerbit menganggap buku OLLIE kurang komersial.
Karena itulah, pada 8 Oktober 2010, lahirlah nulisbuku.com. Meski terhitung masih seumuran jagung, tapi situs penerbitan jalur independen itu sudah memiliki 1.600 member termasuk penulis dan pembaca. Ada 200 judul buku yang sudah masuk dan lebih dari 1.000 yang terjual. Bahkan hitsnya bisa mencapai 1.000 pengunjung dan menerima 5 naskah setiap harinya.
Diakui OLLIE, nulisbuku.com menjadi alternatif bagi para penulis baru untuk menerbitkan bukunya. Dalam jalur konvensional, butuh waktu 3 bulan bagi penerbit untuk menentukan apakah naskah yang masuk bisa diterima atau tidak. Penantian tidak berhenti sampai disitu. Masih ada proses panjang yang membutuhkan waktu antara 7 bulan hingga 1 tahun jika buku itu benar-benar diterbitkan.
Belum lagi dana yang dikeluarkan. “Untuk satu buku minimal harus menyediakan uang Rp 25 juta, karena per buku harus dicetak minimal 3.000 eksemplar. Lewat online self publishing, tidak mengeluarkan dana, tapi tetap dapat royalti,” terang OLLIE pada suarasurabaya.net, Rabu (22/12).
JED REVOLUTIA Penulis yang menggunakan online self publishing juga mengakui hanya memerlukan waktu sehari untuk menerbitkan bukunya. Lewat jalur online, ia bisa menjadi penulis, menentukan harga sekaligus mempromosikan sendiri buku yang ditulisnya. Tidak lagi bergantung dengan pihak lain.
Seorang penulis bisa mendesain sampul buku sesuai keinginannya dan mencetaknya sesuai permintaan atau print on demand. Calon pembeli cukup memesan lewat nulisbuku.com. Di situs itu dilampirkan sampul buku, sinopsis dan satu bab pertama agar pembeli tidak merasa membeli kucing dalam karung.
Dari setiap buku yang terjual, OLLIE dan kawan-kawannya mendapat royalti 40 persen dari setiap keuntungan. Sedangkan 60 persennya diambil penulis.
OLLIE optimis penerbitan independen secara online ini bisa menggeser hegemoni penerbitan konvensional dan membuka kesempatan luas bagi para penulis baru untuk menjual hasil karyanya.(git)
*) Suarasurabaya.net 22 Desember 2010 (indonesiabuku.com)
No comments:
Post a Comment