Thursday, May 9, 2013

Kamu Itu Elang Bukan Ayam

Kamu Itu Elang Bukan Ayam
Mari kita bersenang senang-sejenak menyimak sebuah cerita menarik.

Seorang petani menemukan telur elang dan menempatkannya bersama telur ayam yang sedang dierami induknya. Setelah menetas, anak elang itu hidup bersama anak ayam lainnya.

selanjutnya, sebagaimana diceritakan cimotivator.blogspot.com, Anak elang itu tumbuh bersama anak-anak ayam, bermain bersama, makan bersama, dan berperilaku persis seperti anak ayam, karena ia mengira dirinya memang seekor anak ayam.

Pada suatu hari, ia melihat seekor elang yang dengan gagah terbang mengarungi angkasa. “Wow, luar biasa! Siapakah itu?”, katanya penuh kekaguman. “Itulah elang, sang Raja dari segala burung!” sahut ayam sekitarnya.

“Kalau saja kita bisa terbang ya? Luar biasa!” Para ayam menjawab, “Ah, jangan mimpi? Dia makhluk angkasa, sedang kita hanya makhluk bumi. Kita hanya ayam?” Demikianlah, elang itu makan, minum, menjalani hidup dan akhirnya mati sebagai seekor ayam.

Nah lho.....

Saya mungkin termasuk salah seorang yang tidak sependapat menilai bahwa kaum muda tidak bisa apa-apa, inginnya hanya bersenang-senang, pesta-pesat, mudah galau, lebih senang bergaul dilingkungan penuh kebebasan yang negatif, dan sebutan miring lainnya.

Beberapa teman seusia kamu, yang masih sekolah, puluhan orang bergabung dengan kelompok pecinta alam dan lingkungan hidup dimana di dalamnya menyalurkan hobi positif. Mereka sangat bersemangat rutin setiap hari minggu berlatih panjat tebing.

Sebagai dewan pendiri pecinta alam ini saya sangat kagum dengan bakat-bakat mereka yang ternyata luar biasa. Saya sangat terpukau dengan keberanian mereka melewati latihan-latihan yang menuntut adrenalin, menuntut keberanian. Saya juga cukup tercengan menyaksikan fisik mereka yang kuat bertahan menempuh kelelahan. Semangat mereka kental menyatu dalam kegiatan yang kami lakukan.

Pandangan kamu sekarang mulai tercerahkan. Elang yang hebat mati sebagai ayam. Ia tidak mengetahui sebenarnya ia sosok yang hebat, hanya saja dia tidak tahu bahwa ia adalah sosok yang hebat.

Kamu mungkin sekarang mulai menyadari bahwa kamu sebenarnya hebat. Pandangan ini begitu penting. Kabar baiknya buku yang sedang kamu baca ini akan mengantarkan kamu semakin memahami langkah yang perlu kamu lakukan untuk menapak pada pijakan berikutnya pada anak tangga yang lebih tinggi.

Buku ini melihat sosok kamu itu hebat. Dan sekarang kamu sudah mengambil sebuah keputusan penting dalam hidup kamu, dari kebanyakan teman-teman kamu, untuk melangkah maju menembus batas-batas diri.

Bersama buku ini, segera kamu akan mengalami loncatan jauh melampaui diri mu saat ini, jauh melampaui teman-teman mu, karena kamu sudah punya pandangan yang berbeda dengan teman-temanmu, pandangan yang mencerahkan, pandangan yang jauh kedepan. Anda melihat cahaya membentang yang akan mengantar kamu meraih keberhasilan.

Kamu Bisa Mulai Segera Mengubah Nasib Kamu
Semakin menyenangkan sekali rasanya karena kamu sekarang semakin melihat jelas jalan terang benderang yang akan kamu tempuh.

Di bawah adalah sebuah pembahasan sangat penting mengenai nasib kamu. Maka saran buat kamu, kamu mengamatinya baik-baik dan memperhatikan gagasan-gagasan yang datang kepada kamu.

Langkah pertama untuk memulai perubahan adalah menyadari bahwa perubahan itu ada di tangan kamu sendiri. Nasib sepenuhnya ada di tangan kamu.

Dalam alquran dikatakan, “Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum kalau kaum itu tidak berusaha merubahnya sendiri.” Begitu kamu membuka alquran surat ke-13 surat ra'ad ayat 11, kamu akan menemukan ayat ini.

Sekarang kamu sudah tahu, perubahan itu harus kamu lakukan sendiri. Jangan berharap banyak orang lain akan mengubah nasib baik untuk kamu melainkan kamu sendiri.

Salah satu masalah yang, bagi banyak teman, menghalangi untuk bertindak terbaik untuk mengubah nasibnya, adalah pertama-tama pemahamannya dalam hal nasib.

Saya senang begitu kamu sudah mulai memahami ada dua kategori nasib. Pertama, ada nasib yang tidak dapat kamu rubah. Kedua, ada nasib yang bisa kamu rubah. Kebanyakan orang mungkin kurang lengkap memahami konsep nasib, maka banyak yang menyangka nasib sudah diatur dan sudah tetap. Mereka tidak mengetahui separuh konsep lainnya, bahwa nasib bisa dirubah. Saya senang sekarang kamu sudah mulai melihat konsep nasib secara keseluruhan.

Memang ada hal-hal di dunia ini yang berada diluar kekuasaan kita. Kamu tidak bisa menentukan dan memilih siapa orang tua kamu, jenis kelamin kamu, tempat kamu dilahirkan, cara kamu dibesarkan, bakat yang kamu miliki dan sebagainya. kamu pun tak mempunyai kekuasaan untuk menentukan percaturan politik di dalam negeri ini.

Perubahan nasib tidak akan datang dari pergantian pemerintahan. Perubahan itu harus kamu lakukan sendiri. Benar bahwa kamu saat ini cukup kesulitan untuk memilih lingkungan terbaik, tapi kamu selalu bisa memilih respon, memutuskan untuk menentukan sikapmu, kamu selalu mampu memilih tindakan kamu.

Ini saat-saat menentukan. Kesadaran bahwa nasib ada di tangan kamu sendiri akan memberikan dampak yang sangat hebat dalam hidup kamu. Kamu punya kemampuan menentukan apa yang akan kamu perbuat. Kamu punya kemampuan penuh untuk menentukan skenario hidup kamu. Akan jadi apakah kamu 5, 10, 20, atau 30 tahun lagi.

Benar, akan ada pengaruh dari luar yang kadang begitu kuat, yang berpotensi menjebak dan menyeret kamu ke arus negatif.  Tapi kamu sekarang sudah memahami bahwa kamu hanya dipengaruhi dan bukan ditentukan!

Betapa leganya  kamu bisa memilih hanya pengaruh-pengaruh baik, dan membentengi diri dari pengaruh-pengaruh menjerumuskan. Lebih hebatnya kamulah yang segera akan memberikan pengaruh yang harum buat teman-temanmu.


Akhirnya, yang lebih menyenangkan lagi adalah kemudian kamu menyadari kenyataan bahwa kamu senantiasa bisa menentukan perilaku kamu sendiri. Kamu bisa mengontrol apa yang akan kamu lakukan. Kamu bisa mengubah nasib kamu seperti yang sudah menjadi mimpi kamu selama ini, menjadi orang yang berhasil sejak diusia muda.

Skenario Mengubah Nasib
Salah satu tausiyah AA Gym melalui radio tahun 2006, mengatakan :" Gagal dalam perencanaan sama dengan merencanakan kegagalan. titik lemah kita adalah seringnya bersembunyi dibalik kata tawakal, sehingga kita sering mengabaikan kewajiban kita melakukan perencanaan."

Mayjen (Purn) Angkatan Udara A.S., William A. Cohen, Ph.D., seorang lulusan Akademi Militer West Point yang terlibat dalam berbagai pertempuran ketika aktif berdinas di Angkatan Udara Amerika Serikat. Setelah pension, Cohen dipercaya memegang kepemimpinan puncak di beragam perusahaan dan organisasi, dari rektor universitas sampai presiden direktur perusahaan. Cohen salah seorang pejabat senior West Point Society, Los Angeles. Ia telah menulis lebih dari 50 judul buku bertema bisnis dan kepemimpinan. Saat ini, Cohen menjadi seorang dosen (profesor) yang membawakan mata kuliah Marketing dan Kepemimpinan di California State University, Los Angeles.

Dalam bukunya, The New Art of The Leader, Seni Kepemimpinan, ia mengatakan, terkait perencanan. Ia menulis sebagai berikut : "Tindakan sukses bukan hasil suatu kebetulan atau keberuntungan, melainkan hasil analisis situasi dan persiapan serta pelaksanaan rencana secara semestinya. Karena perubahan keadaan dan variabel lainnya, rencana tidak selalu sukses seperti yang mula-mula dibayangkan. Tetapi perencanaan akan memaksimalkan sukses anda dan meminimalkan kegagalan anda."

Mari kita mulai dengan seuatu yang pernah saya temukan beberapa tulisan dari beberapa bundel materi pelatihan dan beberapa buku yang pernah saya baca, yang intinya menyampaikan hal yang sama. Merupakan rangkaian yang saling keterkaitan antara satu dengan yang berikutnya.

Tanamlah gagasan, petiklah tindakan.
Tanamlah tindakan, petiklah kebiasaan.
Tanamlah kebiasaan, petiklah watak.
Tanamlah watak, petiklah nasib.

Dimulai dari gagasan yang diwujudkan dalam tindakan, kemudian tindakan yang dilakukan berulang-ulang akan menjadi suatu kebiasaan. Kebiasaan yang dilakukan berkali-kali akan menjelma menjadi watak, dan watak inilah yang akhirnya mengantarkan kamu kepada nasib. Jadi nasib kamu, kamu sendirilah yang menentukan. Nasib kamu ada di tangan kita.

Perhatikan cerita menarik ini. Apa yang Fitri ika cahyani diblognya slydut.wordpress.com, coba saya sajikan lagi disini.

Dahulu, ada seorang jenderal dari negeri Tiongkok kuno yang mendapat tugas untuk memimpin pasukan melawan musuh yang jumlahnya sepuluh kali lipat lebih banyak. Mendengar kondisi musuh yang tak seimbang, seluruh prajuritnya gentar, kalau-kalau mereka akan menderita kekalahan.

Dalam perjalanan menuju medan perang, sang Jenderal berhenti di sebuah altar vihara. Ia melakukan sembahyang dan berdoa meminta petunjuk para dewa. Sedangkan rajuritnya menanti di luar vihara dengan harap-harap cemas.

Tak lama kemudian, sang jenderal keluar dari vihara. Ia berteriak pada seluruh pasukannya, ‘Kita telah mendapat petunjuk dari langit’. Lalu ia mengeluarkan koin emas simbol kerajaan dari sakunya. Sambil mengacungkan koin itu ke udara ia berkata, ‘Sekarang, kita lihat apa kata nasib.

Mari kita adakan toss. Bila kepala yang muncul maka kita akan menang. Tapi bila ekor yang muncul, kita akan kalah. Hidup kita tergantung pada koin ini ‘.

Jenderal lalu melempar koin emas itu ke udara. Koin emas pun berputar-putar di udara. Lalu jatuh berguling-guling ditanah. Seluruh pasukan mengamati apa yang muncul. Setelah agak lama menggelinding ke sana-kemari, koin itu terhenti. Dan yang muncul adalah KEPALA.

Kontan seluruh pasukan berteriak kesenangan. ‘Hore! Kita akan menang. Nasib berpihak pada kita! Ayo, serbu dan hancurkan musuh. Kemenangan sudahlah pasti.’ Dengan penuh semangat sang Jenderal dan pasukannya bergerak menuju medan perang.

Pertempuran berlangsung sangat sengit. Dengan bekal keyakinan dan tekad baja akhirnya musuh yang tak terhingga banyaknya dapat dikalahkan. Jenderal dan seluruh pasukannya betul-betul senang. Seorang prajurit berkata,’Sudah kehendak langit, maka tak ada yang bisa mengubah nasib’.

Sesampai di ibu kota mereka disambut meriah oleh seluruh penduduk. Raja pun terkagum-kagum mendengar kisah peperangan yang dahsyat itu. Beliau bertanya pada sang Jenderal, bagaimana ia mampu mengobarkan semangat pasukannya hingga begitu gagah berani.

Sang Jenderal kemudian menyerahkan koin emasnya pada Raja sambil berkata, ‘Paduka, inilah yang memberikan mereka nasib baik’. Raja menerima dan mengamati koin emas itu yang ternyata kedua sisinya bergambar KEPALA

No comments:

Post a Comment