Wednesday, March 2, 2011

Kata Mengubah Rasa

Mark Twain mengungkapkannya dengan sangat indah ketika
mengatakan “Udara sangat dingin, sehingga jika
termometer ini lebih panjang satu inci saja, kita pasti
akan mati membeku”

Kita memang akan mati beku dalam kata2. Yang menjadi
persoalan bukanlah suhu dingin yang ada diluar, tetapi termometer.
Yang menjadi persoalan bukanlah realitas, tetapi kata-kata yang anda ucapkan
pada diri anda mengenai realitas itu.

Saya pernah mendengar cerita yang menarik mengenai seorang
petani di Finlandia. Ketika garis batas antara Finlandia dan Rusia
sedang ditentukan, petani itu harus memutuskan apakah dia ingin
berada di Finlandia atau di Rusia.

Setelah memikirkan cukup lama,
dia memutuskan untuk berada di Finlandia, tetapi dia tidak ingin melukai
perasaan pejabat Rusia. Pejabat Rusia itu datang kepadanya dan bertanya
mengapa dia ingin berada di Finlandia.

Petani itu menjawab,”Sudah merupakan kerinduanku sejak
dulu untuk tinggal ditanah tumpah darahku Rusia, tetapi pada usiaku yang
sudah lanjut seperti ini, aku tidak dapat bertahan menghadapi musim dingin di
Rusia.”

Rusia dan Finlandia hanyalah kata-kata, konsep, tetapi
tidak demikian halnya bagi manusia, tidak bagi manusia yang gila, yang
menganggap kata-kata dan konsep itu sama dengan realitas. Kita hampir tidak
pernah melihat realitas.

Suatu saat seorang guru berusaha untuk menjelaskan kepada
sekelompok orang bagaimana orang2 bereaksi terhadap kata2, menelan kata2,
hidup dalam kata2, ketimbang dalam realitas.

Salah seorang dari kelompok itu berdiri dan mengajukan
protes, dia berkata, “Saya tidak setuju dengan pendapat anda bahwa
kata2 mempunyai efek yang begitu besar terhadap diri kita.”
Guru itu berkata,” Duduklah, ANAK HARAM.”

Muka orang itu menjadi pucat karena marah dan berkata,”
Anda menyebut diri Anda sebagai orang yang sudah mengalami pencerahan,
seorang guru, seorang yang bijaksana, tetapi seharusnya Anda malu dengan diri
Anda sendiri.”

Kemudian Guru itu berkata, “Maafkan saya, saya terbawa
perasaan. Saya benar2 mohon maaf, itu benar2 di luar kesadaran saya, saya mohon
maaf.” Orang itu akhirnya menjadi tenang.

Kemudian Guru berkata lagi,”HANYA DIPERLUKAN BEBERAPA KATA
UNTUK MEMBANGKITKAN KEMARAHAN DALAM DIRI
ANDA; DAN HANYA DIPERLUKAN BEBERAPA KATA UNTUK MENENANGKAN
DIRI ANDA, BENAR BUKAN?”

(Sumber: Disadur dari dari buku Awareness – Anthony deMello-mataharicinta.wordpress.com)

No comments:

Post a Comment