Words are powerful. Kata-kata sungguh berdaya. Kata-kata positif akan membuat pendengarnya optimis, percaya diri, semangat, inovatif, kreatif, energik, bahagia dan sejenisnya.
Ada kebangkitan semangat hidup disana. Dunia terasa indah dan menjanjikan. Perubahan lebih baik tengah menanti untuk segera diukir oleh kekuatan mental positif yang beranggotakan kata-kata motivasional positif dan konstruktif.
Sebaliknya, kata-kata negatif dapat membuat kondisi sebaliknya. Pendengarnya akan menjadi pesimis, minder, tidak percaya diri, frustrasi, patah hati, antipati, sedih, kecewa, merana, tercampakkan, teraniaya, terluka, terkebiri sampai akhirnya bunuh diri.
Hidup terasa hampa. Biarlah mengalir seperti apa adanya. Tidak ada daya disana. Tidak pula ada upaya. Semuanya pasrah, pasrah dan pasrah. Biar nasib yang bekerja sendiri. Inilah konsekuensi logis dan nyata dari pengaruh kata-kata.
Menyadari betapa kata-kata yang hanya terdiri dari susunan alfabet sederhana itu memiliki daya pengaruh yang luar biasa dan bisa berdampak negatif jika tidak dirangkai secara bijaksana, badan meteorologi dunia pun membuat nama-nama badai yang sesungguhnya sangat menghancurkan dan mematikan itu dengan terminologi indah dan menghibur.
Ada sederet koleksi nama-nama indah itu sejak tahun 2005: Arlene, Bret, Cindy, Dennis, Emily, Franklin, Gert, Harvey, Irene, Jose, Katrina Lee, Maria, Nate, Ophelia, Philippe, Rita, Stan, Tammy, Vince, Wilma.
Sistem penamaan badai dirotasi setiap enam tahun sehingga daftar ini akan digunakan lagi pada 2011, dengan perkecualian badai paling mematikan akan dikeluarkan dari daftar.
Katrina tampaknya menjadi calon utama yang akan tersingkir enam tahun lagi, seperti Floyd dan Lenny yang ada di daftar 1999 namun tahun ini "pensiun" digantikan Franklin dan Lee.
Nama-nama yang indah, bukan? Kesan seram dan menakutkan menjadi sirna karena kekuatan keindahan terminologi itu.
Mengacu dan berpedoman pada kekuatan pemilihan dan penggunaan kata-kata itu, sebaiknya ada saringan yang dilakukan terlebih dahulu ketika berhadapan dengan para pelanggan.
Kata-kata kurang baik sebaiknya ditelan saja demi menjaga hubungan relasi agar tetap baik. Seorang tokoh besar Inggris, Sir Winston Churchill, punya pribahasa yang tepat soal ini, ‘by swallowing evil words unsaid, no one has ever harmed his stomach.'
Denyut perut yang menggelisahkan tidak akan terjadi jika kata-kata kurang baik tidak jadi diucapkan kepada orang lain. Suasana perbincangan akan tetap kondusif dan simpatik.
Karena sesungguhnya, sebagaimana dikuatkan oleh sebuah pepatah Tionghoa - kata-kata yang manis (positif) akan bisa menghangatkan jasmani selama tiga musim dingin, sementara kata-kata kasar (negatif) bahkan bisa menjadi puncak ultimat di musim panas.
Demikian bunyi lengkap pribahasanya: ‘kind words can warm for three winters, while harsh words can chill even in the heat of summer.'
(Penulis : Ponijan Liaw dari - andriewongso.com)
No comments:
Post a Comment