Wednesday, May 1, 2013

Muka Yang Memar

Semilir Angin pagi yang lembut terasa mengelus pipi saya, menemani sepanjang langkah saya menuju sekolah. Saat itu, malam harinya hujan turun deras, sehingga menjadikan jalan yang masih tanah itu lengket dan berlumpur. Makanya saya dan beberapa teman memilih untuk berjalan kaki.

Perjalanan dari rumah kesekolah menempuh jarak kira-kira 5 kilo meter. Ada satu yang rasanya kurang, saya tidak melihat Budiyanto di sekolah. Bahkan sejak tadi pagi pun tak terlihat. Seharusnya bila sehabis hujan, hampir semua teman-teman memilih untuk jalan kaki, saat itu tidak terlihat Budiyanto.

Saya sangat kaget ketika mendapati sebuah kabar bahwa Budiyanto pernah diserang oleh sekelompok Anak muda dari kampung sebelah. Serangan itu membuat Budiyanto mengalami bengkak-bengkak dimukanya akibat pukulan.


Sama seperti anak lainnya yang menginjak usia remaja, dimana ada sisi perasaan yang tertuju pada seseorang perempuan. Perasaan ini pula yang mungkin saat itu hadir dalam diri Budiyanto. Hanya saja perempuan itu ternyata juga di sukai oleh laki-laki lain. Akhirnya cemburu lah yang membakar emosi sehingga berujung pada peristiwa penyerangan itu.

Kejadian ini sempat membuat sibuk keluarganya mengurusi perkara yang menimpa ini. Seiring berjalannya waktu, akhirnya ditempuh dengan jalan damai.

No comments:

Post a Comment