Menulis buku memang bukan sesuatu yang mudah, apalagi membuat buku tersebut laris manis dijual di pasaran. Selama ini, buku kategori fiksi seperti novel atau komik yang berhasil meraup penjualan terbanyak untuk versi buku cetak. Lalu bagaimana dengan buku digital atau e-book yang perlahan mulai menggeser buku cetak?
Kepala Pengembangan Bisnis Rumponpin.com, Rizky Maulana, mengatakan bahwa novel dan komik memang masih sangat diminati oleh banyak orang. Namun untuk buku digital, buku yang berisi cara untuk memperoleh sesuatu atau melakukan sesuatu menjadi kategori yang juga banyak diminati.
"Umumnya orang itu mencari e-book yang isinya tips dan trik misalnya how to study effectively atau how to lainnya," kata Rizky dalam talkshow mengenai penerbitan e-book dan plagiarisme di Library Cafe Universitas Bina Nusantara, Jakarta, Kamis (21/2/2013).
Buku-buku yang memaparkan tentang tips ini, lanjutnya, biasanya kurang laku dijual dalam versi cetak. Namun saat dijadikan versi digital, buku jenis ini justru banyak dicari dan mendapat keuntungan yang besar dibanding buku kategori lain. Untuk itu bagi kalangan akademisi yang ingin membuat e-book, ada baiknya memilih tema yang tidak jauh dari hal tersebut.
"Ada buku yang kurang laku dicetak tapi justru malah laku saat dibuat e-book. Kenapa buku yang isinya tips lebih laku dalam versi e-book? Karena orang ingin cepat dan itu bisa didapat dengan e-book," jelas Rizky.
Kendati demikian, tidak menutup kemungkinan bagi akademisi yang ingin mengeluarkan buku dengan konten yang lain. Tidak hanya itu, jika memang ada orang yang tertarik membuat e-book saja maka pihaknya dapat memberi fasilitas dan menjembataninya selama konten yang diangkat sudah layak tayang.
"Tidak harus membuat buku versi cetak baru bisa bikin e-book. Buat buku versi e-book langsung juga bisa selama kontennya sudah pasti, kami akan bantu rilis," tandasnya. (kompas.com)
No comments:
Post a Comment