Penyerangan ini memang tidak pernah disangka-sangka. Kejadian ini
terjadi sekitar tahun 2007. Suatu hari rumah mertuanya, dimana
Budiyanto tinggal disana, diserang oleh sekolompok orang. Beberapa orang
dari kelompok penyerang itu berteriak-teriak melontarkan sumpah
serapah. Sebagian lainnya ada yang membawa potongan kayu , yang lainnya
mencoba melemparkan batu-batuan ke arah rumah.
Pada saat kejadian Budiyanto memang sedang ada di rumah. Ditengah-tengah
penyerangan itu, ia mencoba bersikap tenang menghadapi semua itu sambil
melapor melalui handphone kepada pihak kepolisian.
Penyerangan ini disinyalir dampak dari kasus yang pernah dilaporkan
olehnya, berupa kasus yang mendera salah satu kepala desa atas
penyelewengan bantuan dana untuk masyarakat. Kasus ini berbuntut
penyerangan. Bahkan saat itu gencar terendus bahwa forum kepala desa
akan melakukan perlawanan sebagai rasa bela sungkawa atas rekan
seprofesinya, sang kepala desa.
Kasus tersebut diantaranya ada pemalsuan tanda tangan warga yang
mendapat bantuan dana. Banyak ari mereka tidak pernah merasa tanda
tangan apalagi menerima kucuran dana dari kepala desa tersebut.
Mengetahui hal ini beberapa masyarakat yang anti pati akhirnya merespon
positif atas langkah yang dilakukan oleh Budiyanto.
Siring berjalannya waktu, terjadilah proses islah dengan syarat kepala
desa bersangkutan tidak akan mengulangi lagi perbuatan tersebut dan
penyelewang lainnya. Dan, Budiyanto sebagai pihak pelapor, menyatakan
siap untuk mencabut laporan.
Proses pencabutan laporan pun berjalan. Dalam satu waktu pembicaraan ini
dilakukan kantor sekolah rakyat di perumahan Cikarng Baru. Dihadiri
oleh Budiyanto, Camat, Kepala Desa terlapor, dan saat itu saya juga ada
bersama-sama disana.
Lain waktu, Budiyanto juga pernah di teror melalui sms yang disinyalir
dampak dari kasus proyek pengecoran jalan yang nilainya cukup besar.
Ancamannya ini lebih mengerikan, yaitu ancaman untuk menghilangkan
nyawa.
Kisah ini mudah-mudahan tidak terlalu jauh melenceng dari ingatan saya. Tetapi gambaranya tidak lebih seperti tadi.
No comments:
Post a Comment