Fase-fase masa remaja (pubertas) menurut Monks dkk (2004) yaitu antara umur 12 – 21 tahun, dengan pembagian 12-15 tahun termasuk masa remaja awal, 15-18 tahun termasuk masa remaja pertengahan, 18-21 tahun termasuk masa remaja akhir.
B. Identifikasi Permasalahan Anak Usia SMP
Beberapa permasalahan anak usia SMP dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor kebutuhan. Beberapa jenis kebutuhan remaja yang bisa diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok kebutuhan[2], yaitu:
a. Kebutuhan organik, yaitu: makan, minum, bernapas, seks.
b. Kebutuhan emosional, kebutuhan untuk mendapatkan simpati dan pengakuan diri dari pihak lain
c. Kebutuhan berprestasi yang didorong oleh potensi yang dimiliki dan sekaligus untuk menunjukkan kemampuan psikofisis.
d. Kebutuhan untuk mempertahankan dan mengembangkan diri.
Ada beberapa masalah yang dihadapi oleh remaja terkait dengan kebutuhan tersebut, permasalahan tersebut dapat diidentifikasikan menjadi beberapa kelompok sebagai berikut:
1. Psikologis
Salah satu permasalahan psikologis remaja adalah emosi yang masih labil. Mereka belum bisa mengontrol emosi dengan baik. Dalam satu waktu mereka akan kelihatan sangat senang sekali tetapi mereka tiba-tiba langsung bisa menjadi sedih atau marah. Contohnya pada remaja yang baru putus cinta atau remaja yang tersinggung perasaannya. Emosi remaja lebih kuat dan lebih menguasai diri mereka daripada pikiran yang realistis. Saat melakukan sesuatu mereka hanya menuruti ego dalam diri tanpa memikirkan resiko yang akan terjadi.
Contoh lain dari keadaan psikologi remaja adalah sensitif, egois, ingin mendapatkan perhatian lebih, kurang bisa bertanggung jawab denngan apa yang dilakukan, kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan baru sangat kurang, malas atau rajin, bully (melakukan tindakan kekerasan), minder, semangat belajar, terlalu mengikuti hawa nafsu, kurang bisa mengontrol diri, semangat hidup (mudah putus asa atau tidak), tidak mudah puas dengan apa yang didapatkan, sifat kekanak-kanakan yang masih melekat pada dirinya, dan lain-lain.
2. Biologis
Permasalahan remaja dari segi biologis ini lebih dominan kepada fungsi seks yang dapat menimbulkan kebingungan pada diri remaja untuk memahaminya, sehingga tidak jarang menimbulkan perilaku yang salah dan menentang norma, baik norma agama maupun norma yang berlaku di masyarakat Indonesia (sosial dan hukum). Apabila kematangan seksual tidak mendapatkan arahan atau penyaluran yang tepat maka dapat berakibat fatal.
Selain fungsi seks yang berkembang, seringkali remaja mengalami kesulitan untuk menerima perubahan-perubahan fisiknya. Banyak remaja yang kurang puas dengan perkembangan tubuh yang dirasa kurang serasi. Contoh lainnya adalah: postur tubuh yang tidak sesuai dengan keinginan misalnya gemuk, kurus, pendek, dan lain-lain.
3. Sosiologis
Dalam memasuki kehidupan masyarakat, remaja yang terlalu menilai dirinya cukup mandiri dan mampu untuk mengatasi masalah kehidupan, tidak sedikit dari mereka yang menghadapi masalah. Kehidupan masyarakat banyak menuntut mereka untuk banyak menyesuaikan diri, namun yang terjadi malah sebaliknya. Dalam hal ini terjadi ketidakselarasan antara pola hidup masyarakat dengan perilaku remaja, sehingga terjadi kejengkelan remaja terhadap masyarakat yang selalu menyalahkan mereka dan akibatnya mereka frustasi dengan keadaan yang dihadapinya di masyarakat.
Adanya perbedaan nilai dan norma kehidupan antara remaja dan masyarakat merupakan sebuah permasalahan dan kesulitan tersendiri bagi kehidupan mereka. Seringkali perbedaan yang berlaku di masyarakat tersebut berbeda dengan norma yang dianut oleh mereka sehingga menimbulkan perilaku yang menyebabkan dirinya dikatakan “nakal” oleh masyarakat. Contoh lainnya meliputi: mulai tertarik pada lawan jenis, lebih mementingkan berkelompok sehingga menomor duakan orang tua, lebih cenderung ke pergaulan bebas, suka meniru life style orang lain, pilih-pilih teman, narsis, selalu mencari-cari perhatian orang lain, ketergantungan pada dunia maya (FB), dan lain-lain.
4. Religiusitas
Nilai-nilai religius yang dimiliki oleh remaja khususnya remaja lepas SD/MI atau remaja awal ini dinilai sangat kurang bahkan memprihatinkan. Hal ini terbukti ketika mereka masih menyandang status siswa SD/MI, mereka rajin dan aktif ke masjid untuk jama’ah, TPA atau mengikuti pengajian-pengajian yang diselenggarakan di masjid. Namun, hal ini berubah menjadi sebaliknya ketika mereka melepaskan status siswa SD/MI-nya dan memulai pendidikan yang lebih tinggi seiring bertambahnya usia mereka. Contoh lain: keluar dari kelompok pengajian masjid ke kelompok bermain dan bergaul.
5. Ekonomi
Di era globalisasi yang sarat dengan budaya-budaya Barat ini semakin mendukung para remaja untuk berlomba-lomba mengikuti life style mereka sehingga pola hidup konsumtif yang biasanya hanya disandang oleh beberapa ibu rumah tangga sekarang mulai diikuti oleh para remaja. Suka berfoya-foya dengan harta yang dimiliki orang tuanya dan kurang bisa mengontrol pengeluaran dengan baik merupakan akibat dari adanya globalisasi yang semakin merajalela di bumi ini khususnya di Indonesia.
[1] Software KBBI v1.1
[2] Sunarto, H., dkk.2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Cet. Ke-4. Hal.68.
No comments:
Post a Comment