Brak.....tiba-tiba meja dipukul dengan keras. Suasana menjadi mendadak hening seketika. Semua diam, serentak mulut terkunci. Tak satu pun yang mau berbicara. "Dasar brengsek" kata Masruli. "Kemana dia" Ditunggu dari tadi belum juga datang".
Tidak terdengar apapun, kecuali hanya suara detakan jarum jam yang menempel di dinding. Jam berbentuk bulan dengan angka-angka romawi itu memecahkan kesunyian.
"Ryan...kemana si Basri, kok belum datang juga?" Tanya Masruli dengan suara sedikit bernada tinggi. Matanya tajam mengarah ryan yang duduk persis di depan Masruli, di ujung meja. Wajah Ryan terlih sedikit malu, dan ketakutan, "aku ingin tahu hasilnya. "Sudah berapa orang yang didata lewat dia?". "Orang lain sudah memasukkan data kebagian statsitik, eh dia tenag-tenang saja tanpa merasa bersalah. Paling besar dia sudah menghabiskan uang."
Ruangan yang luasnya sekitar 7 x 7 meter persegi, dengan warna dinding abu-abu di lantai 3 itu, udaranya cukup sejuk, karena menggunakan AC. Di dalam ruangan itu terdiri dari Masruli sendiri. Duduk disampingnya, Dr. Jonathan, seorang konsultan politik, yang di mintai bantuannya oleh Masruli sebagai konsultan kemenangan untuk merebut kursi bupati bagi anaknya yang saat ini menjadi salah satu kandidat pasangan calon bupati.
Meja didalam ruangan itu di pola berbentuk o, dimana bangku sekelilingnya yang mengitari meja tersebut duduk banyak orang, ada 60 orang. Terlihat juga satu orang, yang duduk di samping kana Masruli, memegang laptop. Rupanya ia kebagian tugas khusus mencatat data hasil kerja semua yang berkumpul ruang ini.
30 orang dari mereka rupanya para kepala desa dari berbagai wilayah desa yang ada di kabupaten Bekasi.
"Baik, kita lanjutkan."Kata Masruli. Ini mungkin sekedar perhatian buat kita semua. Saya menghabiskan uang banyak hingga hari ini. Di antara, kita salah satunya sudah belum memasukkan data." Maruli berhenti sejenak. Keadaan masih hening, semua mendengarkan apa yang sedang di sampaikan Masruli. Setelah menarik napas, masruli melanjutka biaca,"Saya ucapkan terima kasih, kepada semua kepala desa yang saat ini hadir memenuhi undangan saya. Sebagaimana kita biasa bertemu dalam bisnis maupun urusan lainnya, kali ini saya sengaja mengundang bapak-bapak untuk hadir disini.Buat kami kedatangan bapak sangat penting. Adapun tujuan saya mengundang bapak-bapak, saya mohon bantuannya untuk mengerahkan semua kekuatan bapak, khususnya dengan jabatan bapak-bapak, mitra-mitra bapak, dan mungkin orang-orang yang pernah mendukung bapak-bapak saat pemilihan kepala desa, untuk dilibatkan kembali dalam pemenangan anak saya. Bila di desa bapak-bapak menang, seperti biasa bila bapak mencalonkan diri lagi menjadi keapa des, saya akan bantu lagi, modal untuk bapak-bapak, berapapun yang bapak butuhkan." Kata Marlui berbicara panjang lebar.
"Sebelumnya, saya mohon maaf, tadi sempat emosi, masalahnya beberapa hari ini saya merasa kesal oleh, justru orang dekat saya, yang sudah seminggu ini saya hubungi susah sekali nyambung. Telponnya mati, dan orangnya tikak mengabari saya. Saya sudah percayakan uang sekitar 200 juta, untuk bergerak sementara waktu, di desanya. Namun hingga sekarang"Maruli menengokan wajahnya dan memandangke arah Sardi,"belum memberikan data."
"Rencananya, kumpul seperti sekarang ini, mungkin ini yang terakhir kalinya, nanti kita ketemu lagi di desa masing-masing. Hanya saja untuk koordinasi dan laporan perkembangan, bisa langsung ke sekretariat internet kita." Pembicaraan berhentis senak untuk menghela napas. Kemudian Masruli mnengok ke arah kiri, matanya tertuju ke Dr.Jonathan yang ada di sampingnya. "Baiklah, untuk strategi mungkin akan saya serahkan kepada Dr. Jonathan untuk menyampaikannya, silahkan pak."
Dr. Jonathan, lulusan ahli politik luarr negir, yang pernah menjadi konsultan kemenengan beberpa kali untuk pemenangan bupai daerak Kuninga, bapnten, Waklkota srang, walikota cmahi, wali kota badungg , dsb. Pengamalammna memang diakui sudah leih dari 30 kali berhaiil memenagkan pemilu.
Dr. Jinathan mengawali pemvicaraannya dengan mebucap salam. Dan menyampaikan bebra kata pembuka. "Saya berharap, apa yang sudah kta bicarkan mengenai strategi dan pola penjaringan masa, pada pertemuan sebeumnya, mohon lebih dipertajam lagi, apalagi waktu semakin dekat. Sekarang mungkin kita diam-diam saja, biarkan rorang melihat kita tidak ada gerakkanya dibawah padahal, nanti dimalam H. Kita alkukan sesuai rencana. Kita lakukan Operasi badai uang, sebagaimana rencana yang sudah kita bahas."
23 kecamatan dan 187 desa.
No comments:
Post a Comment